AWALNYA, saya melihat ketiga nama yang sudah menjadi elite nasional itu tak ada hubungannya sama sekali alias berdiri sendiri. Belakangan setelah mencermati isu pemberitaan media massa dan memaknai segenap rumors di media sosial, saya melihat nama Dahlan Iskan, Surya Paloh (Bewok) dan Ahok bertransformasi melebihi nama itu sendiri, sangat luber dengan nilai dan konspiratif. Bila ketiga nama itu disandingkan dan ada keharusan untuk memilih, tentu saya tanpa berpikir terlalu lama saya akan memilih Dahlan Iskan. Termasuk bila ada tambahan nama lain seperti Jokowi. Tetap saya akan memilih Dahlan Iskan. Tentu di sini saya harus memberikan alasannya agar fair sehingga tidak dicurigai bukan-bukan oleh gerombolan yang memiliki pemahaman berbeda dengan saya. Perlu dijelaskan pula, ketika Dahlan Iskan menjabat Dirut PT PLN (Persero) dan juga Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), saya termasuk sering menulis dan mengkritisi pemilik Grup Jawa Pos itu. Beberapa polah dan goyonan
"Semua harus ditulis. Apa pun.... Jangan takut tidak dibaca atau diterima penerbit. Yang penting tulis, tulis dan tulis. Suatu saat pasti berguna." --Pramoedya Ananta Toer, Menggelinding 1, 2004)