SUATU petang saya bertemu Destiara Talita di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Tata, demikian model cantik nan seksi itu kerap disapa, langsung menyambut saya dengan senyum indahnya dan gemesin.
Tata sempat menjadi pusat pemberitaan ketika menjadi calon legislatif dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dengan nomor urut 6 untuk Pemilu 2014 dari dapil Jabar VIII yang meliputi Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon. Tata sampai beberapa kali menolak tawaran untuk diwawancarai dan talkshow di televisi. Padahal, caleg lain harus sampai membayar untuk tampil beberapa menit di layar kaca.
Namun, yang membuat gadis kelahiran Jakarta 23 Desember 1988 sempat sewot ketika di media sosial beredar foto rekayasa dan meme yang semangatnya menghina dan melecehkan. Foto-foto Tata yang vulgar hasil rekayasa ditambah tulisan yang jorok bertebaran dan menjadi pelengkap pemberitaan.
Sebelumnya, pemilik nama lengkap Destiya Purna Panca ini memang dikenal sebagai model majalah pria dewasa. Foto-foto seksinya di antaranya menjadi langganan majalah Popular, ME dan FHM Indonesia. Sarjana hukum dari Universitas Indonesia Esa Unggul ini kini mengurangi aktivistasnya sebagai model dan lebih fokus menekuni pekerjaan di sebuah firma hukum.
Tata, sangat nyaman diajak ngobrol. Tapi karena baru pertama bertemu ia sangat risi dan beberapa kali menghalangi celana super pendeknya dengan tas bermerek. Pertemuan pertama itu sangat nyaman karena Tata memang enak diajak bicara. Bicaranya cukup lugas dan berisi. Suaranya yang seksi membuatku nyaman dan betah duduk berlama-lama. Wajah asli tanpa riasan lebih cantik dari tampilan di majalah sekalipun.
Selama menjalani karier sebagai model, Tata dikenal cukup berprestasi. Perempuan berdarah Ternate dan Betawi ini pernah mendapat penghargaan Winner Face of Asia 2013 ME Magazine, Winner Babes From Net Popular Magazine 2014.
Tata yang kini masih tercatat sebagai pengurus DPP PKPI, tidak menjadi masalah kalah dalam perebutan kursi DPR dalam Pemilu 2014. Tata yang mengaku menghabiskan dana Rp 50 juta untuk kampanye tak mempersoalkan gagal menjadi wakil rakyat di Senayan.
"Pemilu 2014 telah memberikan saya pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Tak masalah gagal. Saya baru belajar berpolitik," kata Tata.
Jabar VIII memang dikenal sebagai dapil neraka. Di sana bertengger nama-nama petahana dan tokoh populer seperti Mahfudz Siddiq, Enggartiasto Lukita, Herman Khaeron dan Miryam S Haryani.
Tata sempat menjadi pusat pemberitaan ketika menjadi calon legislatif dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dengan nomor urut 6 untuk Pemilu 2014 dari dapil Jabar VIII yang meliputi Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon. Tata sampai beberapa kali menolak tawaran untuk diwawancarai dan talkshow di televisi. Padahal, caleg lain harus sampai membayar untuk tampil beberapa menit di layar kaca.
Namun, yang membuat gadis kelahiran Jakarta 23 Desember 1988 sempat sewot ketika di media sosial beredar foto rekayasa dan meme yang semangatnya menghina dan melecehkan. Foto-foto Tata yang vulgar hasil rekayasa ditambah tulisan yang jorok bertebaran dan menjadi pelengkap pemberitaan.
Sebelumnya, pemilik nama lengkap Destiya Purna Panca ini memang dikenal sebagai model majalah pria dewasa. Foto-foto seksinya di antaranya menjadi langganan majalah Popular, ME dan FHM Indonesia. Sarjana hukum dari Universitas Indonesia Esa Unggul ini kini mengurangi aktivistasnya sebagai model dan lebih fokus menekuni pekerjaan di sebuah firma hukum.
Tata, sangat nyaman diajak ngobrol. Tapi karena baru pertama bertemu ia sangat risi dan beberapa kali menghalangi celana super pendeknya dengan tas bermerek. Pertemuan pertama itu sangat nyaman karena Tata memang enak diajak bicara. Bicaranya cukup lugas dan berisi. Suaranya yang seksi membuatku nyaman dan betah duduk berlama-lama. Wajah asli tanpa riasan lebih cantik dari tampilan di majalah sekalipun.
Selama menjalani karier sebagai model, Tata dikenal cukup berprestasi. Perempuan berdarah Ternate dan Betawi ini pernah mendapat penghargaan Winner Face of Asia 2013 ME Magazine, Winner Babes From Net Popular Magazine 2014.
Tata yang kini masih tercatat sebagai pengurus DPP PKPI, tidak menjadi masalah kalah dalam perebutan kursi DPR dalam Pemilu 2014. Tata yang mengaku menghabiskan dana Rp 50 juta untuk kampanye tak mempersoalkan gagal menjadi wakil rakyat di Senayan.
"Pemilu 2014 telah memberikan saya pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Tak masalah gagal. Saya baru belajar berpolitik," kata Tata.
Comments
Post a Comment
Anda Berkomentar Maka Saya Ada