Skip to main content

AJI Jakarta Protes Penganiayaan Jurnalis TVOne

KEKERASAN terhadap jurnalis yang sedang bekerja kembali terjadi. Kali ini korbannya adalah seorang reporter Raditya Adi Nugroho dan kamerawan Eko Subiyakto dari TVOne. Ironisnya, pelaku kekerasan ini adalah seorang anggota TNI Angkatan Laut yang bekerja memberi jasa keamanan di sebuah perusahaan swasta. Dari keterangan korban, pelakunya bernama Herjono.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (2/4) pukul 11.30 WIB di Cikarang. Kedua reporter itu pergi ke Cikarang untuk mewawancarai seorang sumber di perusahaan Indofood. Berhubung masih meraba-raba alamat yang dituju, dua jurnalis itu berhenti di pos penjaga keamanan.

Saat memberi tahu alamat, Herjono merasa Raditya tidak memperhatikannya sehingga Herjono emosi. Herjono tetap mengumbar amarah walaupun Raditya sudah meminta maaf.

Kamerawan Ekonomi Subiyakto pun ikut melerai dan memberi tahu bahwa mereka adalah wartawan yang sedang bekerja dan mencari alamat. Namun Herjono malah lebih emosi dan
memukul mata kanan Eko Subiyakto.

Kasus ini telah dilaporkan ke Dinas Penerangan Armabar, Jl Gunung Sahari, Jakarta Pusat, oleh produsen TVOne Rachmawati dan Ecep S. Yasa, bersama AJI dan LBH Pers.

Selain itu, kasus ini juga telah dilaporkan ke Pomal Pangkalan Utama TNI AL III Jakarta. Kepala Intelijen Armada Kawasan Barat AL Kolonel Budiman P berjanji akan mencari dan menangkap pelaku selanjutkan akan diserahkan Pomal, instansi yang menegakkan disiplin anggota TNI AL.

Atas peristiwa ini, AJI Jakarta menyatakan:

1. Mengutuk keras peristiwa itu dan menuntut Pomal Pangkalan Utama TNI.

AL III Jakarta membuktikan janjinya.

2. Tindakan Herjono adalah melanggar Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun
1999 karena menghalang-halangi tugas jurnalistik.

3. Menuntut TNI AL meminta maaf secara terbuka kepada korban dan komunitas jurnalis pada umumnya atas tindakan aparatnya terhadap reporter dan kameramen TVOne. 4. Menuntut TNI AL lebih profesional dalam menjalankan tugasnya, tidak memberikan jasa keamanan kepada perusahaan di luar jam kerja, apalagi pada
saat jam kerja yang berlaku di TNI AL.***

Comments

Popular posts from this blog

Anggota Dewan (Memang) Sontoloyo!

ANDA masih ingat kasus anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Max Moein yang diduga terlibat mesum dengan sekretaris pribadinya, Desi Fridiyanti. Belakangan Desi yang mengaku sudah tidak perawan lagi ini dipecat Max. Desi melalui LBH pembela kaum perempuan meminta pertanggungjawaban anggota DPR yang sebelumnya lebih dikenal berkarier dalam dunia periklanan ini. Foto Max juga beredar di internet tengah memeluk seorang perempuan tanpa baju. Dalam foto lain, Max tengah tidur pulas "kelelahan" dan di sampingnya seorang perempuan telentang sambil berpaling ke arah Max. Untuk menguji dua foto tersebut, Badan Kehormatan (BK) DPR dengan tujuan mencari "kebenaran" meminta pendapat ahli telematika Roy Suryo dan kedua foto panas tersebut diuji di Laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasilnya? Hanya anggota BK DPR yang tahu. Tapi daripada Anda meminta anggota BK untuk segera mengumumkan keputusan final atas perilaku anggota Dewan yang memang masuk kategori

Pak tua bijak di stasiun Depok Lama

TIGA hari belakangan ini, setiap sore hujan mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Sangat deras sembari disoraki petir dan digoyang-goyang angin ribut. Sunggguh tersiksa setiap pulang kerja (kayak orang kantoran saja). Baju kuyup seperti perawan India jatuh cinta sambil mengitari pohon. Tubuh tambah menggigil disemprot kipas angin kereta bekas dari Jepang. Saya sejatinya paling tak tega bila ada ibu-ibu termasuk juga perempuan cantik di kereta nggak dikasih tempat duduk. Kali ini saya sangat tega dengan mengeksploitasi kedinginan. Saya memilih bergeming. Sekali-kali saya tidak berbuat baik, boleh kan? Nggak jahat kan? Saya juga tak mau dicap zalim kepada diri sendiri. Sumpah karena kondisi saya sangat kedingininan. Tuhan pasti tahu, batin saya. Perjalanan dari Stasiun Palmerah sampai Stasiun Depok Lama selayaknya perjalanan panjang dari Stasiun Gambir berakhir di Stasiun Tugu. Lama. Gelisah. Galau juga. Turun di Stasiun Depok Lama seperti orang kutub menemukan sinar matahari. Se

Kereta Jepang nularin maniak seks?

ADAKAH yang pernah melihat seorang perempuan cantik dan lumayan seksi uring-uringan atau marah-marah karena merasa dilecehkan di kereta commuterline terutama pada jam-jam sibuk? Kalau tidak berarti kamu bukan anker (anak kereta) atau KRL mania. Jam padat, pada pagi hari atau petang adalah saatnya para maniak seks beroperasi. Sasarannya perempuan kantoran yang roknya lumayan mini dan tentu saja bahenol nerkom alias bohay pisan. Bukan yang (maaf) tepos mutlak. Kadang begitulah pantat tepos juga masih ada untungnya. Bagi saya yang normal, apa enaknya ya gesek-gesek pantat orang. Tapi itulah kehidupan di dunia. Bagi kita yang normal kelakuan primitif mereka aneh. Tapi sebaliknya bagi mereka yang suka gesek-gesek pantat orang, perilaku orang normal yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan memuaskan berahinya di tengah impitan dan dempetan penumpang justru dianggap abnormal. Gelo sia! Saya mengira perbuatan gesek-menggesek bahkan meremas-remas pantat orang di kereta itu hanya ada di f