Skip to main content

UU Celana Dalam vs RUU Omnibus Law


Foto: Fajar AM

TANPA sengaja saya membaca sebuah majalah internasional dan saya sangat tertarik dengan sebuah artikel yang memuat sejumlah peraturan teraneh plus kontroversial di dunia. Namun, saya tidak menemukan perda syariah masuk ke dalam salah satu peraturan yang dianggap aneh di dunia.

Padahal di Indonesia perda syariah ini mengundang kontroversi di masyarakat terutama dari kalangan sekuler dan pegiat hak asasi manusia. Mereka selalu bilang bahwa perda itu sangat diskriminatif dan melanggar hak asasi manusia.

Atau andaikan artikel tersebut terbit dalam dua bulan terakhir mungkin bisa jadi RUU Omnibus Law juga bakal masuk menjadi RUU terunik sekaligus terlucu. 

Apa pasal, selain di dalamnya penuh kontroversi secara substansi juga mungkin dalam sejarah Indonesia mungkin dunia baru kali ini ada sejumlah pesohor atawa selebritas yang dikenal sebagai pemengaruh (influencer) yang diganjar jale hanya untuk mempromosikan tagar #IndonesiabutuhKerja.

Sudahlah, soal itu terlalu berat dan politis, kembali lagi ke UU Celana Dalam, bagaimana kalau di Indonesia ada UU serupa ya. Apakah para pegiat HAM juga tetap akan protes. Saya pikir mereka hanya akan tertawa dan dianggapnya sebagai lelucon.

Tapi ini serius Mas Bro! Di Thailand ada UU Larangan Keluar Rumah Tanpa Celana Dalam. Konon, aturan ini sebenarnya untuk menghormati kuil Buddha yang kerap diserbu wisatawan. Nah, aturan ini tidak hanya berlaku bagi pelancong luar negeri tetapi juga bagi masyarakat setempat.

Cuma yang jadi pertanyaan, bagaimana caranya ya aparat keamanan mengetahui seseorang itu pakai celana dalam atau tidak? Jangan dibayangkan deh nanti otak kita jadi cabul.

Yang tak kalah gelo, peraturan di Santiago de Cali, atau biasa disebut Cali, Kolombia. Di kota utama dan ibukota dari Valle del Cauca ini ada peraturan yang mengharuskan ibu dari mempelai perempuan untuk menyaksikan malam pertama anaknya. Coba, bisa dibayangin nggak risinya.

Kalau ibu mertuanya udah uzur sih nggak masalah, tapi kalau masih muda dan juga nafsunya masih mengebu-ngebu apa yang akan terjadi. Bisa-bisa malah threesome….

Comments

Popular posts from this blog

Anggota Dewan (Memang) Sontoloyo!

ANDA masih ingat kasus anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Max Moein yang diduga terlibat mesum dengan sekretaris pribadinya, Desi Fridiyanti. Belakangan Desi yang mengaku sudah tidak perawan lagi ini dipecat Max. Desi melalui LBH pembela kaum perempuan meminta pertanggungjawaban anggota DPR yang sebelumnya lebih dikenal berkarier dalam dunia periklanan ini. Foto Max juga beredar di internet tengah memeluk seorang perempuan tanpa baju. Dalam foto lain, Max tengah tidur pulas "kelelahan" dan di sampingnya seorang perempuan telentang sambil berpaling ke arah Max. Untuk menguji dua foto tersebut, Badan Kehormatan (BK) DPR dengan tujuan mencari "kebenaran" meminta pendapat ahli telematika Roy Suryo dan kedua foto panas tersebut diuji di Laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasilnya? Hanya anggota BK DPR yang tahu. Tapi daripada Anda meminta anggota BK untuk segera mengumumkan keputusan final atas perilaku anggota Dewan yang memang masuk kategori

Pak tua bijak di stasiun Depok Lama

TIGA hari belakangan ini, setiap sore hujan mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Sangat deras sembari disoraki petir dan digoyang-goyang angin ribut. Sunggguh tersiksa setiap pulang kerja (kayak orang kantoran saja). Baju kuyup seperti perawan India jatuh cinta sambil mengitari pohon. Tubuh tambah menggigil disemprot kipas angin kereta bekas dari Jepang. Saya sejatinya paling tak tega bila ada ibu-ibu termasuk juga perempuan cantik di kereta nggak dikasih tempat duduk. Kali ini saya sangat tega dengan mengeksploitasi kedinginan. Saya memilih bergeming. Sekali-kali saya tidak berbuat baik, boleh kan? Nggak jahat kan? Saya juga tak mau dicap zalim kepada diri sendiri. Sumpah karena kondisi saya sangat kedingininan. Tuhan pasti tahu, batin saya. Perjalanan dari Stasiun Palmerah sampai Stasiun Depok Lama selayaknya perjalanan panjang dari Stasiun Gambir berakhir di Stasiun Tugu. Lama. Gelisah. Galau juga. Turun di Stasiun Depok Lama seperti orang kutub menemukan sinar matahari. Se

Kereta Jepang nularin maniak seks?

ADAKAH yang pernah melihat seorang perempuan cantik dan lumayan seksi uring-uringan atau marah-marah karena merasa dilecehkan di kereta commuterline terutama pada jam-jam sibuk? Kalau tidak berarti kamu bukan anker (anak kereta) atau KRL mania. Jam padat, pada pagi hari atau petang adalah saatnya para maniak seks beroperasi. Sasarannya perempuan kantoran yang roknya lumayan mini dan tentu saja bahenol nerkom alias bohay pisan. Bukan yang (maaf) tepos mutlak. Kadang begitulah pantat tepos juga masih ada untungnya. Bagi saya yang normal, apa enaknya ya gesek-gesek pantat orang. Tapi itulah kehidupan di dunia. Bagi kita yang normal kelakuan primitif mereka aneh. Tapi sebaliknya bagi mereka yang suka gesek-gesek pantat orang, perilaku orang normal yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan memuaskan berahinya di tengah impitan dan dempetan penumpang justru dianggap abnormal. Gelo sia! Saya mengira perbuatan gesek-menggesek bahkan meremas-remas pantat orang di kereta itu hanya ada di f