Skip to main content

Ibu guru cantik


SAYA doyan mengantar anak sekolah tidak semata-mata sayang anak tetapi juga sangat menikmatinya karena guru anak saya itu lumayan cantik. Masih muda, tapi udah nikah.

Lha, kok tahu? Ya tahu dong buktinya tengah hamil dan belakangan semakin cantik saja. Nggak mungkin kan bu guru hamil di luar nikah. Apa kata dunia nanti!

Ibu guru kelas satu itu urang Bandung cq Sunda. Sok tahu lagi. Lha, dari namanya dong ketahuan. Urang Sunda itu namanya kan diulang-ulang alias murwakanti.

Coba saja dari nama Yayat saja variannya banyak banget ada Yayat doang ini yang paling minimal dan nggak kreatif. Ada nama lain seperti Yayat Ruhiat, Yayat Ruhayat, Yayat Ahdiat, Yayat Munajat, Yayat Supriyatna, Yayat Surayat, Yayat bin Yayat dan banyak lagi. Suka-sukanya orang tua seperti suka-sukanya ketika mereka bikinnya.

Kembali ke sekolah anak. Tidak hanya gurunya yang cantik, sebagian ibu-ibu yang juga ngantar anak ada beberapa yang cantik (mahmud abas—mamah muda anak baru satu), bahenol dan lebih banyak yang norak.

Namanya juga sekolah dasar negeri. Campur aduk. Sekolah anak saya lumayan favorit dan unggulan karena itu ada korelasinya juga dengan ibu-ibunya. Penelitian ngawur menyebutkan, sekolah favorit otomatis akan diikuti ibu-ibu yang menjadi favorit saya (bahenol nerkom tapi ya itu agak norak).

Beberapa kali saya digoda oleh ibu-ibu muda tersebut. Malah ada juga yang minta ditraktir segala. Tapi iman saya kuat alias tidak tergoyahkan karena yang menggoda bukan ibu-ibu yang menjadi favorit saya….

Comments

Popular posts from this blog

Anggota Dewan (Memang) Sontoloyo!

ANDA masih ingat kasus anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Max Moein yang diduga terlibat mesum dengan sekretaris pribadinya, Desi Fridiyanti. Belakangan Desi yang mengaku sudah tidak perawan lagi ini dipecat Max. Desi melalui LBH pembela kaum perempuan meminta pertanggungjawaban anggota DPR yang sebelumnya lebih dikenal berkarier dalam dunia periklanan ini. Foto Max juga beredar di internet tengah memeluk seorang perempuan tanpa baju. Dalam foto lain, Max tengah tidur pulas "kelelahan" dan di sampingnya seorang perempuan telentang sambil berpaling ke arah Max. Untuk menguji dua foto tersebut, Badan Kehormatan (BK) DPR dengan tujuan mencari "kebenaran" meminta pendapat ahli telematika Roy Suryo dan kedua foto panas tersebut diuji di Laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasilnya? Hanya anggota BK DPR yang tahu. Tapi daripada Anda meminta anggota BK untuk segera mengumumkan keputusan final atas perilaku anggota Dewan yang memang masuk kategori

Pak tua bijak di stasiun Depok Lama

TIGA hari belakangan ini, setiap sore hujan mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Sangat deras sembari disoraki petir dan digoyang-goyang angin ribut. Sunggguh tersiksa setiap pulang kerja (kayak orang kantoran saja). Baju kuyup seperti perawan India jatuh cinta sambil mengitari pohon. Tubuh tambah menggigil disemprot kipas angin kereta bekas dari Jepang. Saya sejatinya paling tak tega bila ada ibu-ibu termasuk juga perempuan cantik di kereta nggak dikasih tempat duduk. Kali ini saya sangat tega dengan mengeksploitasi kedinginan. Saya memilih bergeming. Sekali-kali saya tidak berbuat baik, boleh kan? Nggak jahat kan? Saya juga tak mau dicap zalim kepada diri sendiri. Sumpah karena kondisi saya sangat kedingininan. Tuhan pasti tahu, batin saya. Perjalanan dari Stasiun Palmerah sampai Stasiun Depok Lama selayaknya perjalanan panjang dari Stasiun Gambir berakhir di Stasiun Tugu. Lama. Gelisah. Galau juga. Turun di Stasiun Depok Lama seperti orang kutub menemukan sinar matahari. Se

Kereta Jepang nularin maniak seks?

ADAKAH yang pernah melihat seorang perempuan cantik dan lumayan seksi uring-uringan atau marah-marah karena merasa dilecehkan di kereta commuterline terutama pada jam-jam sibuk? Kalau tidak berarti kamu bukan anker (anak kereta) atau KRL mania. Jam padat, pada pagi hari atau petang adalah saatnya para maniak seks beroperasi. Sasarannya perempuan kantoran yang roknya lumayan mini dan tentu saja bahenol nerkom alias bohay pisan. Bukan yang (maaf) tepos mutlak. Kadang begitulah pantat tepos juga masih ada untungnya. Bagi saya yang normal, apa enaknya ya gesek-gesek pantat orang. Tapi itulah kehidupan di dunia. Bagi kita yang normal kelakuan primitif mereka aneh. Tapi sebaliknya bagi mereka yang suka gesek-gesek pantat orang, perilaku orang normal yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan memuaskan berahinya di tengah impitan dan dempetan penumpang justru dianggap abnormal. Gelo sia! Saya mengira perbuatan gesek-menggesek bahkan meremas-remas pantat orang di kereta itu hanya ada di f